Berkaca Pada Politik Islam Turki (1)

Eramuslim.com Senin, 16/02/2009 06:50 WIB
Apa yang dicapai Erdogan sekarang ini sesungguhnya bukanlah hasil sulapan semalam, namun hasil dari proses keteladanan, kesungguhan, dan keteguhan politik Islam di Turki sekuler. Model perjuangan para politisi Islam dan juga partai politik Islam di Turki modern banyak menginspirasi partai-partai Islam di berbagai negara di dunia.

Keberanian Perdana Menteri Turki, Recep Tayyib Erdogan (Rajab Thoyib Erdogan), mendamprat Presiden Zionis-Israel, Shimon Perez, dalam pertemuan Davos, Januari lalu mengagetkan seluruh dunia. Bukan saja membuat kagum para akivis kemanusiaan dunia, namun juga membuat merah telinga Shimon Perez sendiri yang sangat terlihat dari gestur wajahnya yang tertekan saat Erdogan meninggalkan begitu saja podium tanpa menyalami Perez. Banyak orang Islam di berbagai negeri mengeluh, mengapa bukan para pemimpin Arab yang bersikap demikian, mengapa bukan para raja-raja dan pangeran Saudi dan juga Presiden Mesir yang mampu bersikap jantan seperti itu, mengapa mereka malah memperlihatkan sikap pengecut terhadap Zionis-Israel? Liga Sekjen Arab, Amr Mousa sendiri, menyatakan salut dengan Erdogan, “Saya rasa tidak ada satu pun orang Arab yang berani bertindak seperti Erdogan!”

Di Indonesia, banyak kalangan menyatakan mengapa bukan SBY yang berani bersikap demikian? Pertanyaan itu dijawabnya sendiri, “Jangankan berani mendamprat Zionis secara langsung, menghadapi pernyataan kontroversial salah seorang petinggi Demokrat yang membuat kuping Golkar merah saja sudah kalang-kabut. Nyali pemimpin seperti itu sudah bisa terbaca ketika Bush mau berkunjung ke Bogor beberapa tahun lalu. Ketika itu SBY amat sangat berlebihan dalam menyambut Bush, merusak sebagian lahan Kebun Raya Bogor untuk dibangun Helipad yang akhirnya tidak dipakai Bush, menempatkan tentara berseragam dengan perlengkapan tempur garis pertama dalam jarak setiap dua meter mengepung rapat istana Bogor, bagaikan seorang lurah di pedesaan yang menyambut kehadiran seorang Kaisar Dunia. Sebab itu dia dilecehkan Bush, yang dengan nakalnya meloncat keluar dari mobilnya saat berhenti tepat di depan SBY.”

Dari podium pertemuan Davos tersebut, Erdogan langsung pulang ke Turki. Di negerinya, Erdogan disambut bagaikan pahlawan besar. Turki modern telah menorehkan sejarahnya sendiri dengan tinta emas, dan mengatakan kepada dunia jika Turki adalah sebuah bangsa yang besar dan berani membela keadilan dan kebenaran. Padahal dunia juga tahu jika Turki Modern adalah Turki yang masih menjunjung tinggi asas sekularisme, bersahabat dekat dengan Uni Eropa dan Amerika, membuka hubungan diplomatik dengan Zionis-Israel, dan sebagainya. Namun siapa tahu, jauh di lubuk hati orang-orang Turki, mereka sungguh-sungguh mendambakan sebuah Turki yang sangat gemilang saat Turki masih menjadi sentral bagi kekhalifahan Islam.

Apa yang dilakukan Erdogan terhadap tokoh Zionis tersebut seolah mengulangi sebuah episode sejarah keemasan Turki saat dipimpin oleh Khalifah Sultan Abdul Hamid II di awal abad ke-20. Saat itu Theodore Hertzl, pemimpin Gerakan Zionis Internasional, mendatangi Abdul Hamid untuk meminta agar Turki Utsmani mau membagi sebagian tanah Palestina untuk dijadikan negara Israel. Permintaan Hertzl ini disertai dengan bujuk rayu dan janji, jika keinginannya dituruti maka Turki dan juga Sultan Abdul Hamid II akan diberi hadiah sangat besar oleh gerakan Zionis Internasional.

Namun dengan sikap tegas Abdul Hamid mengusir Hertzl seraya berkata, “Turki tidak akan pernah sekali pun menyerahkan Tanah Palestina kepada kamu hai orang-orang Yahudi. Tanah Palestina bukanlah milik Turki, melainkan milik seluruh umat Islam dunia. Jangan bermimpi bisa menginjak Tanah Palestina selama saya masih hidup!”

Sebab itu, Hertzl dan para tokoh Zionis lainnya merancang suatu konspirasi untuk menghancurkan kekhalifahan Islam Turki Utsmani sehingga kekhalifahan ini benar-benar ambruk pada tahun 1924 dan Turki pun diubah menjadi negeri Sekuler. Salah satu konspirasi Zionis adalah dengan menggandeng Abdul Wahab untuk memberontak terhadap Turki Utsmaniyah dan mendirikan Kerajaan Arab Saudi, suatu monarki absolut yang sesungguhnya merupakan suatu bentuk pemerintahan yang bertentangan dengan Sunnah Rasul SAW alias Bid’ah kubro. Sebab itu, sampai hari ini para pemimpin Saudi Arabia bisa bermesra-mesraan dengan kaum Zionis, baik yang Israel maupun yang Amerika, namun menyimpan kecurigaan yang berlebihan terhadap kelompok-kelompok perjuangan yang ingin membela izzah Islam seperti HAMAS dan sebagainya.

Sebab itu pula, ketika sekolah-sekolah di Turki yang notabene mengaku Sekular setiap hari mengumpulkan amplop berisi sumbangan uang para murid untuk diberikan kepada rakyat Palestina di jalur Gaza yang tengah dibantai Zionis-Israel, lembaga-lembaga pendidikan yang berkhidmat pada penguasa Saudi model seperti ini—termasuk yang berdiri di Indonesia—tidak tergerak hatinya untuk turut menyumbangkan amplop berisi uang kepada rakyat Palestina. Bahkan di masjid-masjid, ketika umat Islam mendirikan sholat ghaib bagi Muslim Palestina, para taklid-buta Saudi ini tidak bersedia melakukannya dengan alasan bid’ah. Naudzubillah min dzalik!

Ada sebuah hadits Rasulullah SAW tentang hari akhir yang berbunyi, “Kamu akan akan memerangi Semenanjung Arabia, lalu Allah akan menaklukkannya untukmu. Setelah itu Persia, di mana Allah akan menaklukkannya untukmu. Kemudian Rum, di mana Allah akan menaklukkannya untukmu. Kemudian kamu akan memerangi Dajjal, dan Allah akan menaklukkannya untukmu.” (HR. Muslim). Adakah hadits tersebut memerintahkan pasukan Muslim di bawah komando Imam Mahdi untuk menghancurkan para pemimpin Saudi yang kelakuannya seperti sekarang ini? Wallahu’alam bishawab. Semoga saja tidak dan semoga saja tidak semua pemimpin Saudi dan para pengikutnya seperti itu. Amin.

Politik Islam Turki

Saat ini Erdogan mendapat nama yang harum, bukan saja di mata rakyat sipil Turki, namun juga di mata para pemimpin militer Turki yang selama ini dikenal sebagai penjaga garis Sekulerisme paling gigih dan konservatif. Padahal, mereka tahu semua jika Erdogan berasal dari partai yang kental dengan Islam dan memiliki seorang isteri yang juga menutup aurat.

Apa yang dicapai Erdogan sekarang ini sesungguhnya bukanlah hasil sulapan semalam, namun hasil dari proses keteladanan, kesungguhan, dan keteguhan politik Islam di Turki sekuler. Model perjuangan para politisi Islam dan juga partai politik Islam di Turki modern banyak menginspirasi partai-partai Islam di berbagai negara di dunia. Dalam tulisan kedua akan dipaparkan sejarah awal Turki sekuler dan awal kembang-tumbuhnya partai Islam di sana. (bersambung/rd)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Pemuda Arab Baiat Erdogan Sebagai Khalifah Umat Muslim Zaman ini

Eramuslim.com Rabu, 11/02/2009 16:17 WIB

Sikap tegas Perdana Menteri Turki Recep Tayep Erdogan yang memutuskan untuk walkout dan mengkritik keras Presiden Irael Shimon Peres dalam forum ekonomi internasional Davos pada akhir bulan lalu rupanya banyak meninggalkan pengaruh bagi banyak kalangan.

Dalam jajak pendapat di beberapa situs dan forum internet di Arab, para aktivis internet yang kebanyakan dari kalangan pemuda dan terdidik menyatakan bahwa mereka membaiat "secara tak langsung" Erdogan sebagai "Khalifah al-Muslimin fi Hadza al-'Ashr" (Pemimpin Umat Muslim di Zaman ini).

Puluhan pemuda Mesir, misalnya, dalam sebuah forum di Face Book menyatakan Erdogan sebagai Pahlawan Bangsa Arab dari Ras Non-Arab (Bathl al-Ummah al-Arabiyyah wa Huwa Laysa Arabiyyan). Di forum tersebut, terdapat sub-judul dengan pertanyaan menarik: "Limadza La Nahlamu bi 'Awdah al-Khilafah al-Islamiyyah" (Mengapa KitaTidak Mengharapkan Kembalinya Masa Khilafah Islamiyyah?".

Harian Turki Akhbar al-Alam (7/2) melansir, dalam sebuah forum (muntadayat) internet lainnya, terdapat pula tema diskusi yang cukup menggelitik. Dikatakan bahwa "Sepertinya orang-orang non-Arablah, yaitu Pemimpin Turki (Erdogan) dan Iran (Dinejad), bahkan kalangan non-Muslim dari unsur Komunis (Syuyu'i), yaitu Presiden Venevuela Hugo Chavez dan Pemimpin Kuba (Fidel Castro) yang justru akan banyak memberikan perubahan berarti bagi permasalahan kemanusiaan di Palestina.

Sebelumnya, dalam sebuah pidatonya di hadapan kader Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) Turki yang dipimpinnya, Erdogan pernah menyatakan jika orang-orang Turki adalah pewaris Kekhalifahan Utsmani yang agung. Pidato Erdogan tersebut terkait reaksinya atas beberapa pemimpin Eropa yang tampak "menyepelekan" peran Turki.

Demikian juga, saat di hadapan Peres, Erdogan dengan tegas "menyentak" Presiden Zionis itu dengan menyatakan jika, "tidakkah engkau ingat, ketika bangsa Yahudi mengalami tragedi pembantaian di Spanyol pasca jatuhnya daulah Islam di sana, juga ketika orang-orang Yahudi diusir dari Eropa di abad petengahan, khalifah Utsmani-lah, orang-orang Turki-lah, kami-lah yang melindungi dan menyelamatkan bangsa kalian!".

Khalifah Utsmaniyyah berdiri sejak abad ke-13 M hingga abad ke-20 M, dan tercatat sebagai kekhalifahan Islam yang memiliki masa kekuasaan terlama (dibanding dengan kekhalifahan Umayyah di Damaskus, Abbasiyyah di Baghdad, Marwaniyyah di Cordova, Fathimiyyah di Mesir, Shafawiyyah di Iran, dan lain-lain).

Pada puncak kejayaannya, yang merentang dari abad ke-15 sampai ke-19 M, kekhalifahan Utsmaniyyah berhasil meruntuhkan imperium adiluhung Byzantium (1453 M). Wilayah kekuasaannya membentang serupa bulan sabit: dari Eropa Tenggara, Eropa Timur, Afrika Utara, Nubia, Mesir, Syam, Semenanjung Arabia, hingga ke Irak. Bisa dibayangkan kebesaran kekhalifahan Utsmaniyyah kala itu. Tak pelak, Utsmaniyyah pun menjadi super power dunia yang pengaruhnya malang melintang pada masanya.

Dan Erdogan, yang kini kerap bercerita tentang nostalgia kejayaan kekhalifahan Utsmaniyyah dulu, rupanya ampuh memantik gelora orang-orang Turki, dan kini terbukti ampuh membangkitkan gelora orang-orang Muslim Arab.

Bagaimana dengan Muslim Indonesia? (atjeng cairo/alm)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Pelajaran Erdogan Mensikapi Zionis-Israel

Eramuslim.com
Selasa, 03/02/2009 09:45 WIB

AKP (Adalet ve Kalkinma Partisi) menempuh jalan demokrasi, dan ikut pemilu tahun 2007, dan memperoleh suara 46.6% atau 341 kursi. AKP berhasil melampui threshold, yang menurut undang-undang Turki batasnya 10%. Selama pemerintahan AKP telah berhasil membawa Turki kepada kemakmuran. Menurut majalah The Economis, pemerintah di bawah Recep Tayyip Erdogan, berhasil menciptakan kemakmuran ekonomi, dan Turki yang sebelumnya mengalami hyper inflasi, kini inflasi hanya 8.8%. Negeri yang pernah menjadi pusat kekhilafahan Islam itu juga cukup stabil dan aman.

Turki menjadi anggota kerjasama pertahanan dengan negara-negara Barat, yang tergabung dalam Nato, kini Perdana Menteri Erdogan ingin membawa Turki menjadi anggota Uni Eropa. Nampaknya, Erdogan akan berhasil membawa Turki ke dalam persekutuan Uni Eropa, karena hampir seluruh persyaratan yang diinginkan oleh Komisi Uni Eropa telah dipenuhi, terutama bidang ekonomi dan hak asasi manusia.

Pemerintahan AKP dibawah Perdana Menteri Erdogan, berusaha memperjuangkan agar dibolehkan wanita muslimah Turki menggunakan jilbab, khususnya bagi para pegawai negeri dan mahasiswa. Tapi, pengadilan Tertinggi Turki, tetap melarang karena dianggap bertentangan dengan prinsip sekulerisme. Tapi, pemerintah AKP yang berkuasa, melarang alkohol atau minuman keras. Dan, larangan itu sudah pernah diberlakukan di Istambul, ketika Erdogan menjadi walikota Istambul.

Dan, Erdogan telah menjadi pusat perhatian seluruh pemimpin dunia, ketika berlangsung pertemuan ekonomi dunia di Davos, yang dihadhiri para pemimpin dunia, termasuk Presiden Israel Simon Peres, dan tanpa di duga Perdana Menteri Turki, Recep Tayyib Erdogan, berkata : “Kalian membunuhi orang-orang Palestina”, tegas Erdogan. Pernyataan pemimpin Turki itu, kesal karena mendengarkan pidato panjang lebar Presiden Israel, Simon Peres, selama 25 menit, yang membela diri atas agresi militer Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza.

Kemudian, Erdogan menyatakan : “Bagi saya pertemuan pertemuan Davos sudah selesai. Saya tidak diizinkan bicara disini. Perdana kalian Ehud Olmert menyatakan , senang memasuki Palestina dengan tank, peluru dan roket, dan membunuh warganya”, tambah Erdogan.

Perdana Turki itu, lalu meninggalkan pertemuan di Davos,dan tidak kembali lagi, dan langsung pulang ke Turki. Sampai di Turki disambut ribuan rakyatnya dibandara Istambil seperti pahlawan.

Dan, pertemuan Davos itu merupakan ajang para pemimpin dunia untuk membahas isu-isu ekonomi global. Moderator pertemuan di Davos, juga seorang Yahudi, David R.Ignatius, wartawan senior The Washington Post, memang tidak memberi kesempatan kepada Erdogan.

Erdogan, sekalipun menjadi sekutu Uni Eropa dan Amerika, serta membuka hubungan diplomatik dengan Israel, tapi pemimpin Partai AKP tetap dapat menunjukkan sikapnya yang tegas terhadap Israel.Ketika Amerika akan menyerang Iraq, Erdogan menolak untuk Turki menjadi pangkalan militer Amerika menyerang Iraq. Bahkan, masalah Palestina telah menjadi perhatian seluruh rakyat Turki, dan bukan hanya Partai AKP. Sekolah-sekolah, anak-anak diberi amplop dan harus dikembalikan dengan sumbangan bagi Palestina. Sekjen Liga Arab, Amr Mousa, menyatakan salut terhadap Erdogan,yang berani mengkritik Presiden Israel Simon Peres, dan mundur dari Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. "Saya pikir tak ada satupun orang Arab yang berani melakukan tindakan seperti Erdogan", ujar Amr Mousa.

Bandingkan dengan para pemimpin negara-negara Islam lainnya, sikap terhadap Israel dan Barat, dan pembelaannya terhadap Palestina.
****
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Pelajaran dari Gaza untuk kaum wanita

Eramuslim.com Selasa, 27/01/2009 01:30 WIB

Inilah kisah sebuah bangsa di atas sepenggal Tanah Suci. Banyak yang pernah terjadi di sana, akan banyak lagi yang kelak terjadi di sana di akhir zaman ini. Semua harus belajar dari panggung ini, terutama ummat Islam. Semua sisi harus menjadi pelajaran, termasuk sisi kemanusiaan sebagai wanita.

Tahun baru 2009 dibuka dengan duka bagi ummat Islam. Perang di Gaza. Pemandangan yang sangat memilukan. Namun Allah Swt menggelar panggung Gaza bukan sekedar untuk menjadi tontonan televisi dan obrolan jurnalistik bulan ini. Inilah kisah sebuah bangsa di atas sepenggal tanah suci. Penduduk Syam (Palestina, Lebanon, Syria, dan Yordania) memang penduduk yang tangguh. Banyak yang pernah terjadi di sana, akan banyak lagi yang kelak terjadi di sana di akhir zaman ini. Semua harus belajar dari panggung ini, terutama ummat Islam. Semua sisi harus menjadi pelajaran, termasuk sisi kemanusiaan sebagai wanita.

Dari berita:

- Seorang ibu dari keluarga Samouni di Gaza melahirkan di tengah bom.

- Seorang wanita mengatakan: Tidak, tanah ini milik kami, apapun yang mereka lakukan tanah ini milik kami, kami akan tetap melawan mereka (Yahudi).

- Seorang wanita muda pergi ke toko roti untuk antri roti berjam-jam di tengah hujan bom di Gaza. Ketika ditanya oleh wartawan mengapa ia tetap pergi ke toko roti padahal tidak aman, ia menjawab: Tinggal di rumahpun kami di bom sedangkan saya harus membeli roti untuk keluarga di rumah, jadi, yah, jalani saja, kita hanya mati sekali.

- Seluruh dunia tahu bahwa di tengah perang kali ini ada beberapa blog dioperasikan dari dalam Gaza, meskipun mereka kesulitan listrik.

- Setiap hari pasar tetap buka, meskipun hanya dua jam sehari, dan meskipun pasar tersebut pernah di bom Israel saat jam sibuk dengan korban yang tidak sedikit.

- Selama 22 hari perang, Israel berhasil membunuh 600 orang anak Gaza dari 1300an korban meninggal, tapi selama masa itu lahir 3500 bayi, banyak wanita Gaza melahirkan kembar, antara kembar dua dan kembar tiga.

Luar biasa, hanya sehari sesudah kedua pihak menyatakan gencatan senjatanya masing-masing, polisi lalu lintas sudah bertugas di jalan-jalan Gaza, bahkan sekolah dibuka kembali kurang dari sepekan sesudah itu. Para murid saling menyapa ketika pertama kali berjumpa: Hei kamu, masih hidup ya?

Wilayah ini sudah tidak punya gedung parlemen, tidak punya kantor polisi (meskipun polisinya bertugas) dan seluruh gedung pemerintahan sudah pernah dibom, bahkan masjid-masjid dan rumah sakit serta sekolah tak luput dari pemboman. Infrastruktur boleh dikatakan sudah hancur tetapi ternyata struktur masyarakatnya tidak hancur, sistem sosialnya tidak kolaps bersama gedung-gedungnya. Shalat berjamaah tetap dilaksanakan di tengah hujan bom di antara reruntuhan bangunan masjid. Bahkan masjid mengumpulkan dana dari sebagian jama’ah yang masih punya sesuatu untuk disumbangkan kepada tetangganya yang lebih membutuhkan. Ini sebuah bangsa dengan daya tahan amat tinggi.

Jangan lupa, sebelum perang digelar Israel sudah mencekik Gaza dengan blokade selama hampir 2 tahun dan itu menyebabkan semua penduduk Gaza harus mengurangi jatah makan mereka karena sulitnya bahan makanan.

Dengan berita-berita di atas kita mendapatkan gambaran betapa anak-anak Palestina dari generasi ke generasi telah ditempa oleh ujian berat dengan pendamping yang tangguh, para orangtua mereka, para ibu mereka, para ibu yang tetap menjalankan prinsip kesabaran di tengah ujian yang amat berat.

Jika kita meninjau apa kriteria sabar yaitu:

1. Tidak lemah mental

2. Tidak lemah penampilan

3. Tidak lemah aktivitas, maka inilah yang kita lihat dari wanita Gaza:

Dari berita-berita yang ada, para ibu Gaza tidak lemah mental ingin mengalah pada penjajah Israel, kebanyakan berpendapat bahwa perjuangan melawan penjajahan tetap perlu. Tak ada yang gemetar ketakutan ketika mendengar deru pesawat pembom di atas kepala mereka. Jika di tanya, mereka berkata dengan (nada menantang) bahwa mereka tidak takut pada tentara Israel dan akan melawan dengan senjata alat dapur, jika berhadapan. Tanda tak ada kelamahan mental di sini.

Mereka tidak lemah penampilan, tampak bahwa mereka tetap tegak ketika diwawancarai para wartawan, bahkan mereka masih bisa menyuarakan kekecewaan mereka pada para pemimpin Arab yang tidak membantu mereka. Bahkan ada yang mengacungkan tangan ke arah kamera. Sikap tubuh mereka jelas menunjukkan mereka tidak lemah penampilan, bahkan bagi yang terluka dan sekarat.

Mereka juga tidak lemah aktivitas, sedikit ada kesempatan mereka langsung beraktivitas, ke pasar berjual beli, memakamkan kerabat, bahkan bersilaturahim di pasar. Di tengah bom mereka mengantri beli roti dengan taruhan nyawa. Bahkan ada seorang ibu yang melahirkan di tengah bom dengan hanya ditolong ibunya dengan penerangan lilin.

Kesimpulan:

1. Wanita Gaza adalah wanita sabar, ujian apapun yang menimpa tidak membuat mereka gentar ketakutan apalagi sampai harus dibawa ke rumah sakit karena stress sebagaimana wanita Yahudi di Israel selatan.

2. Ketabahan mereka ternyata didasari pada iman dan ketaqwaan pada Allah. Kita melihat mereka melarikan rasa frustrasi mereka dengan berdoa mengangkat tangan kepada Allah mengutuk Israel saat mereka menghadapi rumah mereka hancur atau keluarga mereka tewas.

3. Kerasnya keganasan dan permusuhan Yahudi justru membuat mereka tegak, menggeliat, dan melawan. Perlawanan wanita Gaza bukan dengan mengangkat senjata, tapi dengan menunjukkan keteladanan dalam sikap berani menghadapi kenyataan perang keras dan kejam ini di hadapan anak-anak mereka. Tampak dari raut wajah mereka yang meskipun berurai airmata tapi tetap berwajah tegar. Dan anak-anak menatap polos setiap lekuk ekspresi sang ibu. Pendidikan apa lagi yang terbaik dan paling efektif selain dari pendidikan keteladanan dalam kesabaran. Cobalah amati ekspresi mereka ketika diwawancarai para reporter, baik semasa masih perang maupun sesudah masa tenang ketika menceritakan pengalaman mereka.

Kaum ibu tak menyukai perang (kecuali mungkin Tzipi Livni dan Condoleeza Rice), namun jika perang merupakan takdir bagi bangsanya, kaum wanitalah yang memikul beban berat sebagai korban. Merekalah yang pertama merasakan sulitnya keseharian hidup di tengah perang, dari persoalan mencari kebutuhan sehari-hari hingga menenangkan anak yang ketakutan. Belum lagi jika mereka adalah korban utama, sebagaimana di Gaza ini. Karena mesin perang Israel mengejar wanita dan anak-anak bahkan di tempat pengungsian.Kamp pengungsi Jabaliya 1988

Bagi bangsa yang terjajah dan terzalimi seperti ini, masa depan bangsanya terletak di pundak mereka. Jika kaum ibu Gaza menunjukkan kelemahan mental, ketakutan yang membuat takluk pada musuh, kelemahan aktivitas yang menyebabkan mereka tak lagi dapat bergerak menggeliat menjalankan hidup. Jika itu yang dilihat oleh anak-anak mereka hari ini, maka dapat kita bayangkan bahwa dalam 10 tahun ke depan di wilayah yang sekarang bernama Gaza sudah akan berdiri kota wisata Israel dengan nama Yahudi sebagaimana nama Ashdod, Ashkelon, Sderot, KiryatSmona dll. Itu karena jika mereka (kaum ibu Gaza hari ini) lemah, maka anak-anak mereka akan tumbuh menjadi penakut dan pecundang. Tetapi Alhamdulillah sekarang mereka tegar, maka Insya Allah sampai hari Kiamat-pun bangsa Yahudi tak akan dapat merasa tenang dengan kezalimannya. Akan selalu ada yang melawan mereka, generasi ke generasi Palestina yang baru.

Kita harus belajar pada mereka. (San 27012009).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Pak Salman Pemimpin Impian

Eramuslim.com oleh Anas Ayahara Jumat, 06/02/2009 13:39 WIB

Pagi-pagi sekali Pak Salman sudah memberi makan nasi sisa dan pelet pada Ikan-ikan Lelenya , pelet dan nasi yang ia tebarkan ke kolam terbuat dari terpal warna biru yang diletakkan di lubang dan gentong berisi air di pekarangan rumahnya.

Pagi itu lain dari biasanya Setiap Tetangga yang lewat berteriak menyapa dengan sapaan yang berbeda dan dengan tambahan beberapa kata antara lain:

"Selamat ya Pak Salman …. Bapak Walikotaku,
Selamat Pagi Pak Walikota, tadi malam saya melihat perolehan suara bapak unggul mutlak 70an% menurut survei perhitungan cepat"

"Oh ya. ?" jawab Pak Salman, sambil agak melotot

Pak Salman memang tak begitu peduli dengan pencalonan dirinya sebagai walikota, bahkan segala atribut dan spanduk, disiapkan dan dimodali oleh kader sebuah partai yang masih saudara dan masih tetangganya juga, dan tak disangka sangka, ternyata Pak Salman menang pilkada terpilih sebagai walikota yang juga tetap merangkap bekerja sebagai peternak ikan lele.

Sebelumnya Pak Salman rajin mengikuti pengajian rutin dengan niat ibadah menambah ilmu di sebuah Pengajian yang tidak mengharamkan partai. Di pengajian rutin itu Pak Salman memancarkan Pesona Kecerdasan dan Pesona Rendah Hatinya.

Karena rajinnya mengkuti kegiatan jamaah. Maka tak disangka para kader partai memilih dirinya menjadi calon walikota dalam sebuah Pilkada. Dan tak disangka-sangka Pak Salman bisa menang atas Izin Allah dan kerja sama yang solid dari tim suksesnya.

Kini Pak Salman mendapat dua penghasilan yaitu dari hasil penjualan ternak Lele di halaman rumahnya dan penghasilan dari gaji sebagai walikota.

Akibatnya,
Beliau menjadi punya kesempatan hidup bergelimang kemewahan, pulang pergi bisa dikawal Polisi Patwal. tetapi dirinya tidak mau bermewah-mewah. Pak Salman tak mau mengambil satu rupiahpun dari gajinya sebagai walikota.


Sehingga,
Uang Gajinya sebagai Walikota menjadi sering habis untuk:
• kegiatan-kegiatan sosial,
• menyumbang anak yatim,
• menambal jalan-jalan berlubang ,
• menyumbang sekolah yang rusak
• dan lain-lain sesuai keadaan yang dilaporkan anak buahnya atau keadaan yang ditemuinya Langsung.

Suatu ketika, Pak Salman ingin berbelanja dapur ke pasar, untuk mengindari pengawalan dan pujian yang berlebihan dari rakyatnya, Pak Salman terpaksa menyamar menjadi orang biasa berpakaian sederhana, berkacamata bening, memakai sendal Jepit, Pak Salman pergi ke pasar berjalan kaki tanpa pengawalan polisi, beberapa ratus meter menuju pasar, beliau bertemu seorang laki-laki dari kota lain yang baru pulang berbelanja sedang berjalan memikul barang bawaan sepertinya untuk dijual lagi. barang bawaan dua karung plastik yang lumayan berat yang membuat lelaki itu kelelahan.

Karena dia melihat Pak Salman yang hanya berpakaian sederhana, lalu lelaki itu memanggilnya

"Pak… ..tolong bawakan barang ini sampai angkot 03 itu ya Pak, nanti saya kasih upah"

Pak Salman menurut saja, dia memikul salah satu karung tersebut ke punggungnya dan mereka berjalan bersama sama. di tengah perjalanan mereka berpapasan dengan rombongan orang. Lalu rombongan itu berhenti dan mengucapkan salam berkata: "assalamu'alaykum".

"waalaykumussalam wr. Wb" Jawab lelaki dan Pak Salman secara bersamaan.

Rupanya, salah seorang lelaki dari rombongan itu mengenali suara Pak Salman dan bergegas mendekati Pak Salman yang saat itu memakai topi.

orang itu menatap serius wajah Pak Salman sambil berkata: "eh Pak Salman ya...., biar saya yang bawakan Pak, waduh masak Bapak walikota mau repot-repot membawa barang berat begini"

Pak Salman menolak,
Lelaki si pemilik barang tersentak kaget, dia baru sadar bahwa orang yang membantunya membawakan barang ialah Pak Salman S.Kom sang walikota yang terkenal dermawan itu yang Juga Peternak Lele yang sukses dan laris.

Lelaki pemilik barang itu menjadi salah tingkah dan berusaha terus menerus meminta maaf atas kelancangannya dan mencoba menarik karung yang sedang dipikul Pak Salman.

"tidak usah, sebelum ku antarkan sampai angkot 03 itu" Jawab Pak Salman menjawab sambil tersenyum...


"Kok masih ada ya walikota yang begitu" ku berkata dalam hatiku,badanku yang baru saja mengulet dan bibirku menguap selesai bangun tidur siang.

***
bila ada kesamaan nama dan tempat hanya kebetulan belaka
kisah di atas hanya rekaan yang suatu saat bisa terjadi,
semoga bisa saja terjadi di Indonesia Kita yang tercinta...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Menjaga Lisan

WarnaIslam.com Ahad, 25 Januari 2009 00:03

Lidah itu lebih tajam dari sebilah pedang"

Luka fisik, bisa dicari obatnya, luka di hati, hendak kemana obatnya dicari.

Apa yang sudah terucapkan, tidak bisa ditarik lagi. Bekasnya pasti akan ada. Karenanya, berhati-hatilah sebelum melontarkan perkataan.

Dalam satu hari, ada berapa banyak kalimat yang terlontar dari mulut kita? Banyak banget pastinya. Apalagi kalau kita tipe orang yang nyablak, tukang nyeletuk, bagai kompor yang mudah menyambar/memberikan komentar.

Pembicaraan bisa menghasilkan beberapa hal negatif seperti berikut:

  1. fitnah, tuduhan palsu, ucapan dusta mengenai keburukan orang lain
  2. ghibah, gosip, pembicaraan mengenai keburukan orang lain, meskipun hal itu adalah realita yang nyata adanya
  3. kebohongan, hal-hal yang tidak benar
  4. mengumpat, memaki
  5. kata-kata kasar yang menyakitkan
  6. perkataan yang menyinggung perasaan orang lain
  7. berkata "jorok" atau "kotor"
  8. dll

Berkata yang Baik

Siapa yang memberi jaminan kepadaku untuk memelihara di antara rahangnya (mulut) dan di antara kedua pahanya (kemaluan) niscaya aku menjamin baginya surga. (HR. Bukhari)

Selain hal-hal yang negatif, mulut juga bisa dipergunakan untuk kebaikan, melakukan amalan kebajikan, memberatkan timbangan keshalihan.

  1. berzikir
  2. saling menasihati
  3. berkata yang baik, memotivasi, menyemangati, memperbaiki hubungan silaturahmi
  4. mengajarkan orang
  5. membela kebenaran, melemahkan kebatilan
  6. dll

Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika ia masih tidak mampu, maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)

Kalau Tidak Bisa Berkata yang Baik, Mendingan Diem aja deh

Dari Abu Hurairoh rodhiallohu ‘anhu, sesungguhnya Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam. Dan barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Menjaga lisan bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan berkata baik atau kalau tidak mampu maka diam. Dengan demikian diam kedudukannya lebih rendah dari pada berkata baik, namun masih lebih baik dibandingkan dengan berkata yang tidak baik.

Aku pernah bertanya: Wahai Rasulullah, Islam manakah yang paling utama? Rasulullah saw. bersabda: Orang yang kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya. (Shahih Muslim)

Bicara itu sangatlah mudah, dan karena saking mudahnya, maka kita cenderung berbicara seenaknya saja. Padahal bisa jadi di dalam pembicaraan kita, terselip banyak keburukan.

Berhati-hatilah, jagalah lisanmu, jangan sampai ia menjadi harimau yang akan menerkam dirimu kelak, karena banyaknya keburukan yang keluar dari mulut kita. Kendalikan lidahmu, sehingga ia berkata kebaikan, atau bungkamlah ia, daripada ia berbicara keburukan.

---000---

Samarinda, 17 Desember 2008

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Dua waktu Untuk Muhasabah

WarnaIslam.com Jumat, 26 Desember 2008 11:05

عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وِآلهِ وَسَلَّمَ : "اَلْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ اْلأَمَانِيَّ".

Syaddad bin Aus RA berkata, Rasulullah SAW bersabda : "Orang yang cerdas adalah yang menghisab (introfeksi) dirinya serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT. (HR. Tirmidzi, ia berkata : "Hadits ini adalah hadits hasan".)

Kandungan Hadits

Hadits di atas menjelaskan satu pembahasan besar, karena kehidupan yang hakiki adalah kehidupan di ahirat, keberuntungan untuk selama-lamanya bagi mereka yang mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT untuk memasuki surga-Nya. Hidup di dunia merupakan rangkaian dari sebuah misi besar seorang hamba, yaitu menggapai ridha Allah SWT. Dan dalam menjalankan misi tersebut, seseorang tentunya harus memiliki visi, perencanaan , dan strategi serta pelaksanaan yang jelas kemudian diiringi dengan muhasabah. Hal terakhir merupakan pembahasan utama yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadits ini. Bahkan dengan jelas, Rasulullah SAW mengaitkan muhasabah dengan kesuksesan, sedangkan suatu kegagalan adalah karena mengikuti hawa nafsu dan banyaknya angan-angan.

Muhasabah (introfeksi), kalimat ini terlanjur popular dan sering terdengar setiap tahun di penghujung akhir tahun, baik tahun hijriyah atau masehi. Banyak orang yang mulai sadar lalu melakukan muhasabah, sudah sejauh mana amaliah yang pernah dia lakukan selama setahun belakangan ini.

Walaupun sebenarnya, muhasabah tidak terikat dengan akhir tahun. Kapan pun setelah kita melaksanan aktifitas atau amaliah ibadah maka kita hendaknya bisa bermuhasabah.

Saat sendiri atau menyendiri, pernahkah kita bermuhasabah diri, perkataan apa yang pernah keluar dari mulut kita ? perbuatan apa yang pernah kita lakukan? Apakah kita pernah dengan ‘bangga’ mengihitung-hitung keburukan atau kesalahan yang pernah kita lakukan seperti halnya kita bangga menghitung amal baik kita?. Apakah segala amaliah ibadah yang pernah kita lakukan sudah memenuhi standard ikhlas karena Allah SWT semata? Atau malah sebaliknya selalu ingin dipuji dan ingin dilihat dan didengar orang (riya dan sum’ah)? Dan bagaimanakah nanti kita akan datang menuju dan menghadap Allah SWT dengan memikul beban dosa dan kesalahan yang tak terhingga?

Allah SWT berfirman :

"يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ، إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ وَلاَ تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ نَسُوا اللهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُوْنَ".

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah dan hendaklah tiap-tiap diri melihat dan memerhatikan apa yang ia telah sediakan (dari amal- amalnya) untuk hari esok (hari akhirat). Dan (sekali lagi diingatkan): Bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Amat Meliputi PengetahuanNya akan segala yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang telah melupakan (perintah-perintah) Allah, lalu Allah menjadikan mereka melupakan (amal-amal yang baik untuk menyelamatkan) diri mereka. Mereka itulah orang-orang yang fasik (durhaka)" (Q.S. Al-Hasyr/59 : 18-19)

Atau belum pernah kah kita mendengar atau merenungi firman Allah SWT :

"اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ".

“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan” (Q.S. Yasin/36 : 65)

Rasulullah SAW bersabada :

"اَلْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ اْلأَمَانِيَّ".

“Orang yang pandai adalah yang menghisab (introfeksi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT. (HR. Tirmidzi, ia berkata : “Hadits ini adalah hadits hasan”.)

Umar bin Khattab RA berkata :

"حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا وَتَزَيَّنُوْا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ وَإِنَّمَا يَخِفُّ الْحِسَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِى الدُّنْيَا".

“Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, dan berhias dirilah kalian untuk menghadapi pengungkapan yang besar (hisab), sesungguhnya hisab pada hari kiamat akan menjadi ringan hanya bangi orang yang selalu menghisab dirinya saat hidup di dunia”.

Suatu hari Umar bin Khattab RA pernah menuliskan Surat kepada para bawahannya :

"حَاسِبْ نَفْسَكَ فِي الرَّخَاءِ قَبْلَ حِسَابِ الشِّدَّةِ، فَإِنَّ مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِي الرَّخَاءِ قَبْلَ الشِّدَّةِ، عَادَ أَمْرُهُ إِلىَ الرِّضَا وَالْغِبْطَةِ، وَمَنْ أَلْهَتْهُ حَيَاتُهُ، وَشَغَلَتْهُ أَهْوَاؤُهُ عَادَ أَمْرُهُ إِلَى النَّدَامَةِ وَالْخَسَارَةِ".

“Hisablah diri kalian di saat senang (lapang) sebelum datang keadaan sulit, karena sesungguhnya orang yang menghisab dirinya saat senang sebelum tiba masa kesulitan, maka dia akan menghadapi urusannya dengan ridha dan iri yang baik. Dan barang siapa yang dilalaikan dengan kehidupannya, disibuki dengan hawa nafsunya maka dia akan mengalami penyesalan dan kerugian”.

Imam Hasan Al-Bashri berkata :

“Seorang Mukmin adalah pemimpin bagi dirinya. Dia senatiasa bermuhasabah diri karena Allah. Sesungguhnya pada hari kiamat nanti hisab akan menjadi ringan terhadap orang-orang yang telah bermuhasabah diri di dunia.. Dan sesungguhnya pada hari kiamat hisab akan menjadi amat berat terhadap orang-orang yang mengerjakan semua urausannya tanpa dididahului dengan bermuhasabah diri”.

Dua Waktu Untuk Muhasabah

Pertama : Muhasabah sebelum melakukan suatu pekerjaan atau aktifitas ibadah, yaitu seorang Mukmin harus berfikir sejenak, apakah yang akan dia kerjakan akan mendatangkan manfaat, baik buat dirinya atau pun orang lain? atau malah sebaliknya.

Karena sering kali ketika dia ingin melakukan sesuatu didasari kuat oleh dorongan emosional yang tinggi, lalu tanpa perhitungan matang langsung menerobos masuk ke suatu pekerjaan tersebut yang berkahir pada penyesalan.

Imam Hasan Al-bashri, salah seorang Tabi’in senior berkata : “Semoga Allah merahmati seorang hamba merenung sesaat sebelum mengerjakan sesuatu. Apabila pekerjaannya tersebut bernilai karena Allah, maka lakukanlah. Dan apabila sebalikmya maka tinggalkanlah”.

Kedua : Muhasabah setelah melakukan pekerjaan atau aktifitas ibadah, yaitu bermuhasabah diri atas segala perintah Allah SWT dan Rasul-Nya yang sudah banyak kita lalaikan hak-hak-Nya.

Juga bermuhasabah diri atas segala perbuatan yang mubah atau yang sudah menjadi kebiasaan, kenapa selalu dilakukan? Apakah aktifitas tersebut dilakukannya dengan mengharapkan ridha Allah SWT? Kalau demikian beruntunglah dia. Atau dia hanya mengharapkan kehidupan dunia, maka merugilah dia dan selamanya tidak akan sukses dalam arti yang sebenarnya. Yaitu terhindarnya dia dari azab api neraka dan Allah masukkan dia ke dalam surga-Nya.

Allah SWT berfirman :

"...فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازََ".

“…Sesungguhnya orang yang dihindarkan dari azab api neraka dan dimasukkan ke surga, sungguh dia telah sukses” (Q.S. Ali ‘Imran/3 : 185)

Sudahkah kita termasuk orang yang gemar bermuhasabah diri, tanpa harus menunggu berakhirnya tahun. Atau kita termasuk orang yang terlambat untuk bermuhasabah karena cepatnya ajal menjemput kita? na’udzu billah.

Wallahu a’lam bishshawab

(Tulisan ini juga bisa dibaca di www.taufikhamim.com)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Menikah Dulu, Baru Pacaran

WarnaIslam.com Rabu, 04 Februari 2009 00:01

Masa lalu kita adalah sejarah yang tidak bisa kita ubah. Tetapi, jangan sampai kita terkukung oleh masa lalu kita hingga merasa tidak mungkin berubah.

Assalaamu ’alaykum wa rahmatullahi wa barakaatuh!

Sebelumnya aku ucapkan terima kasih banyak atas waktu dan perkenannya untuk membaca tulisan ini. Semoga kau selalu dalam keadaan sehat dan berada dalam lindungan-Nya. Amin.

Sebagai renungan, mengutip dari apa yang pernah kau tulis sendiri untukku beberapa waktu lalu:

“Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kau tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupanmu sampai kau melupakan kegagalan dan rasa sakit hatimu.”

“Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Akan tetapi, seringkali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup itu sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan untuk kita”.

Harapan-harapan masa laluku kepadamu dan janji-janji kita dulu untuk mencapai pernikahan, ternyata hanyalah sebatas impian. Allah Maha Mengetahui yang terbaik untuk hamba-Nya. Biarlah itu semua menjadi kenangan dalam hidupku.

Sejujurnya aku akui, begitu banyak kenanganku bersamamu. File-file dan foto-fotomu di notebook dan PC-ku.

Satu minggu sejak pengakuanmu yang menyatakan bahwa kau mencintai wanita lain. Sejak itu pula, aku merasa kehilangan kendali. Aku terpuruk sekali. Tidak pernah terbayangkan kata-kata itu terucap dari orang yang sangat aku cintai dan sangat aku percayai. Tidak mungkin! Tapi itulah kenyataannya.

“Pergiliran roda kehidupan kadang tidak bisa ditolak. Hadapi kenyataan dan berserah diri kepada-Nya adalah jalan terbaik.”

Aku coba merenungi apa yang pernah dikatakan oleh pimpinan Wisata Hati itu. Memang tidak gampang menerima kenyataan. Tapi kalau aku pikirkan dengan lebih mendalam, diterima atau tidak suatu kejadian buruk, ia sudah terjadi dan kita tidak bisa memutar ulang waktu. Apalagi yang bisa kita lakukan selain mengembalikan semua kejadian kepada Sang Penguasa setiap kejadian itu sendiri? Lalui saja dengan ikhlas. Betapapun beratnya penderitaan dan peliknya sebuah persoalan, pasti ia akan berujung. Dan hal itulah yang coba aku lakukan saat itu.

Alhamdulillah, dengan satu keyakinan akan janji-Nya, di antaranya dalam Q.S. Al-Furqan [25] : 68-70.

“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shaleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Dan seiring berjalannya waktu, cobaan dan ujian hati yang aku alami, perjalanan Ramadhan, hikmah-hikmah yang indah, dan pengalaman yang kudapat semakin membuat hatiku lebih mengerti akan arti kehidupan ini.

Bersikap ikhlas dan sabar akan membuat segala kekurangan tidak akan menyesakkan dada lagi. Masa lalu kita adalah sejarah yang tidak bisa kita ubah. Tetapi, jangan sampai kita terkukung oleh masa lalu kita hingga merasa tidak mungkin berubah.

Apa yang aku alami di masa lalu adalah satu tamparan pedih. Namun, sesungguhnya di balik itu semua sangat berarti untuk jiwa ini. Disadarkan akan arti cinta sejati. Cinta sebelum menikah adalah cinta semu yang tidak perlu disakralkan dan diagung-agungkan!

Innaa lillahi wa innaa ilayhi rooji’uun. Alhamdulillah, Dia masih memberikan hidayah-Nya dengan cara seperti ini.

Insya Allah, aku akan segera meyempurnakan separuh agama. Seorang laki-laki shaleh yang akan aku cintai sepenuh hati. Seorang yang mencurahkan ketulusan kasih sayangnya, mau menerima diriku seutuhnya, dan siap hidup berjuang bersama dijalan-Nya dalam suka dan duka.

Aku tidak tahu siapa dia. Jika waktunya telah tiba nanti, semuanya akan terang benderang. Anugerah terindah itu pasti akan datang.

Sesungguhnya tiada sesuatu yang lebih indah di dunia ini selain jalinan persaudaraan. Aku ingin jalinan persaudaraan di antara kita dan keluarga yang sudah terbangun selama ini tetap ada, terlepas status dari hubungan kita sekarang. Forget it!

Aku masih tetap mencintaimu. Tapi cinta sesama saudara seiman. Hanya sebatas itu. Kau tidak usah bersikap antipati terhadapku. Kau tidak usah khawatir. Aku hanya ingin komunikasi di antara kita dan keluarga tetap baik. Aku tetap menjalin komunikasi denganmu bukan berarti aku ingin kondisi hubungan kita seperti dulu lagi. Mohon hal ini untuk dipahami. Wallahu a’lam kalau ternyata Allah mentakdirkanmu sebagai jodohku kelak.

Di tulisan ini, aku menggantikan panggilan “Adik” dengan kata ganti “Aku” dan tidak memanggilmu dengan sebutan “Aa” lagi. Semata untuk menjaga hatiku dan hati perempuan yang kau cintai kini.

Once again, aku menginginkan hubungan baik kita terjalin lagi, sama seperti hubungan baikku dengan beberapa teman alumni satu kampus kita dulu yang masih tetap terjalin indah. Teman-teman yang pernah aku kenal dan semua orang yang pernah menyakiti dan membenciku. Aku hanya ingin tetap menjalin silaturahim. Bukankah menjaga silaturahim itu salah satu tiket masuk surga?

Mohon maaf atas segala salah dan khilaf. Semoga Allah masih terus berkenan memberikan hidayah dan rahmat-Nya. Dan ampunan-Nya kepada kita semua. Amin.

Wassalaamu ’alaykum wa rahmatullahi wa barakaatuh!

***

31 Januari 2oo9 o4:47 p.m
Ditulis ulang dari kisah nyata yang diceritakan oleh seorang Sahabat dengan seizinya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Menulis Tentang Cinta

WarnaIslam.com Selasa, 03 Februari 2009 01:27

Mencintai yang tak seharusnya dicintai, what the mean of love is?

Kadang tak mengerti akan arti cinta, entah karna kata itu akan cepat sekali memudar, memudar seiring berjalannya waktu, ia bias, datang kapan saja tanpa di undang dan pergi meninggalkan jejak yg sulit untuk di lupakan, datangnya tanpa prediksi, membuatnya tersenyum setiap waktu, kata-kata nya slalu di nanti dan enak untuk diungkap kembali, ia akan selalu terngiang di kepala menjadi bunga-bunga dalam fikirannya. Ia menjadi energi yang tiada dua, penyemangat dalam aktivitas, semua yang dilaluinya menjadi ringan, kekuatan langkahnya menebus semua rintangan. Semua terasa manis dan indah. Mungkin itu cinta! Ketika cinta itu hadir.

Lain halnya ketika ia tiba-tiba pergi atau mengharuskan pergi, tiada lagi energi kekuatan itu entah mengapa energi itu menguap begitu saja, ia akan mengurungkan semua ide, gagasan dan membawanya hanya pada renungan kesedihan, mengapa dan kenapa? Itu yang slalu melintas di benaknya. Ia kan membawa sejuta kepahitan, mencoba untuk rela akan sesuatu yg belum ingin ia lepaskan tapi mengharuskan untuk ikhlas menerima kepergian. Mencoba untuk kembali sebelum perasaan itu hadir, meyakinkan diri bahwa semua ini bisa diatasi, semua akan baik-baik saja dan badaipun kan berlalu.

Ada cerita antara aku dan Dia, Dia sumber cinta yang tiada batas, kasihNya mengalir deras dan terus menerus, dikala hambaNya memalingkan cintaNya, Dia tak pernah jera untuk terus memberi, dikala hambaNya mengkhianatiNya, Dia tetap mendengarkan keluhan-keluhan kelemahannya dan takkan pernah bosan dengan pengaduannya. Bahkan disaat hambanya menyalahkanNya atas suatu keburukan yang menimpanya, pintu kasih sayangNya dan ampunanNya tetap terbuka seluas penciptaannya.

Bahwa cinta itu bagian dari rahmatNya, selayaknya tidak menduakanNya ketika perasaan itu hadir, hingga ketika cinta itu pergi; hambanya tergopoh-gopoh memohon pertolongan kemudahan dan keikhlasan menerima, sifat manusia selalu saja berkeluh kesah pada setiap kesulitan namun sering kali lupa untuk bersyukur ketika diberikan banyak kemudahan.

Menulis tentang cinta seakan takkan pernah habis dan takkan mati, apapun yang ditulis tentang kisah cinta selalu menarik perhatian, tag-line 'cinta' menjadi pusat perhatian seluruh jagat ini. Bisa jadi cinta adalah obat dari segala penyakit :D bahkan penulis pun tak mampu menuangkan dalam kata, dibacanya berulangkali tetap saja tidak menambah pembendaharaan kata, mungkin hanya itu yg diketahuinya hingga saat ini, referensinya pun hanya kisah-kisah yg di dengar, bacaan buku, novel, film atau secuil pengalaman yg pernah dialami. Ah…! Bosan bukan? Membacanya?.

Mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena Allah, bersahabat hanya karena Allah, menjalani kehidupan dan matipun hanya untuk Allah. Lillahir rabbil'aalamiin. Mampukah kita? Mencintai sesuatu atau apapun tidak melebihi kecintaan kita terhadap Allah? Bahwa Dia tempat kita bergantung dan memohon pertolongan dan tidak ada seorangpun yang sebanding denganNya.

"Katakanlah Allah itu satu, Allah itu tempat bergantung (seluruh makhlukNya), Dia tidak beranak maupun di peranakan, dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia Yang Ahad (satu)" Q.S Al-ikhlash

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Kebahagiaan

WarnaIslam.com Ahad, 01 Februari 2009 00:56

Apa sih definisi bahagia? Apa sih yang membuat kita, manusia, merasa bahagia? Apakah kebahagiaan sejati, atau adakah kebahagiaan semu dan palsu..?

Mari kita sama-sama me-list hal-hal yang bisa membuat kita bahagia:

Uang yang banyak; rumah besar; kendaraan mewah; memiliki istri yang yang cantik, cerdas dan shalihah bagi seorang pria,-atau tampan, mapan dan sholeh, bagi wanita-; punya anak-anak yang sehat dan tampan-cantik serta baik; punya pekerjaan yang enak; penghasilan yang cukup; tubuh yang sehat; punya teman-rekan kerja yang enak; tetangga yang baik, dst

Apakah ada hal yang luput..? Silakan ditambahkan sendiri.

Apakah benar bahwa semua hal tersebut diatas bisa menjamin bahwa kita akan merasakan kebahagiaan? Saya rasa tidak, setidaknya tidak 100% bahagia.

Definisi Bahagia

Dalam pandangan saya pribadi, kebahagiaan adalah ketika hati kita merasa tentram.

Betapa banyak orang yang akhirnya tertipu, dengan meyakini bahwa semua hal yang kita telah sebutkan diawal bisa membuat bahagia. Sehingga membuat mereka melakukan (hampir) apa saja untuk mendapatkannya. Untuk bisa memiliki uang yang banyak, rumah yang besar, mobil yang mewah, dan pasangan yang menarik!

Jika kesemua hal tersebut diraih dengan mempergunakan cara-cara yang tidak sah; tidak digunakan untuk hal-hal yang baik; dan tidak menjadikan orang yang memilikinya menjadi pribadi yang bersyukur, saya rasa hal itu tidak akan membuat bahagia.

Rumus

Sebagai seorang muslim, tujuan tertinggi kita adalah mendapatkan keridhoan Allah SWT,

Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridaan Tuhannya, mendirikan salat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (QS. Ar-Ra'd: 22-24)

Entah bagaimanapun juga keadaan diri kita, jika kita masih bersama Allah, itu sudah lebih dari cukup.

Dengan rumusan inilah, kita baru bisa memahami, perkataan Rasulullah SAW ketika bernaung di sebuah kebun, saat hijrah ke Thaif dan dilempari dengan batu-batu sampai berdarah, Rasulullah SAW mengangkat kepala seraya berdoa,

"Ya, Allah kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku kurangnya kesanggupanku, dan kerendahan diriku berhadapan dengan manusia. Wahai Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Engkaulah Pelindung bagi si lemah dan Engkau jualah pelindungku! Kepada siapa diriku hendak Engkau serahkan? Kepada orang jauh yang berwajah suram terhadapku, ataukah kepada musuh yang akan menguasai diriku? Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka semua itu tak kuhiraukan, karena sungguh besar nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung pada sinar cahaya wajah-Mu, yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di dunia dan di akherat dari murka-Mu yang hendak Engkau turunkan dan mempersalahkan diriku. Engkau berkenan. Sungguh tiada daya dan kekuatan apa pun selain atas perkenan-Mu.“

Dengan rumusan itu pula, kita bisa mencerna logika para ulama salaf dahulu kala, yang berkata,

"Andaikata para raja-raja mengetahui kebahagiaan yang ada pada hati-hati kami, tentu mereka akan merebutnya, meski dengan pedang-pedang mereka"

Kebahagiaan Sejati

Dunia ini hanyalah tempat persinggahan sementara. Kehidupan sejati kita adalah pada alam akhirat nanti. Hanya ada dua pilihan di hari akhir, surga atau neraka, tidak ada pilihan yang ketiga selain dua itu saja, surga dengan segala kenikmatannya, atau neraka dengan segala siksaan yang tak terbayangkan.

Rasulullah Saw bersabda bahwa Allah Swt berfirman: "Aku menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh apa-apa yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan belum pernah terlintas dalam benak manusia. Oleh karena itu bacalah kalau kamu suka ayat: 'Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.' (As-Sajdah: 17)." (Hadits Qudsi, Mutafaq'alaih)

Kenyataan

Lalu, apakah kita akan menghiraukan semua materi selama kita hidup..? Kalau saya sih, tidak.

Dunia ini diciptakan untuk kita, umat manusia. Maka, sangatlah wajar jika kita menikmatinya, tentunya dengan beberapa catatan,

Pertama, bahwa semua itu kita raih melewati cara-cara yang halal. Kedua, bahwa hal itu semua tidak kita pergunakan hanya untuk diri kita sendiri saja, tapi juga ada bagian-bagian yang diperuntukkan bagi orang miskin didalamnya. Ketiga, tanamkan dalam benak kita, bahwa semua materi yang kita dapatkan berasal dari Allah SWT, maka, bersyukurlah kepadaNya.

Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. (QS. Al-A'raaf: 32)


Saya ingin menekankan bahwa, inti pesan esai ini adalah agar kita semua (terutama saya pribadi), menyadari bahwa hal utama yang membuat diri bahagia adalah perasaan tentram dalam hati kita, karena Allah selalu bersama kita, karena Ia ridho dengan kondisi kita. Dan kenikmatan sejati adalah kenikmatan yang akan kita akan rasakan di surgaNya kelak, jika kita mampu memasukinya (amin), sementara hal-hal yang lain, adalah kebahagiaan-kebahagiaan semu dan palsu, jika tidak disertai dengan keridhoanNya.

---000---

Samarinda, 22 Januari 2009
Versi bahasa English: http://genkeis.multiply.com/journal/item/413/Once_Again_About_Happiness

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Bohong.., Ngga Banget dech

WanaIslam.com Sabtu, 31 Januari 2009 00:11

Ngakunya seorang muslim, tapi masih suka berbohong..? Ngga banget deh. Berkata yang ngga benar, memanipulasi realita dengan menyajikan fakta yang berbeda, mengada-adakan sesuatu, dll adalah bentuk-bentuk kebohong.

Seorang mukmin mempunyai tabiat atas segala sifat aib kecuali khianat dan dusta. (HR. Al Bazzaar)

Berbohong bukanlah tabiat dasar seorang muslim, sifat itu adalah milik orang munafik yang ngga boleh melekat pada diri seorang muslim,

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tanda-tanda orang munafiq itu tiga; bila berkata ia bohong, bila berjanji ia mengingkari, dan bila dipercaya ia mengkhianati." (Muttafaq Alaihi)

Hukum Dasar Berdusta: Tidak Boleh!

Celakanya, terkadang, disadari atau tidak, suka terselip kebohongan dalam perbincangan kita. Bohong-bohong kecil, bercandaan.

Rasulullah SAW bersabda: "Celakalah orang yang berbicara, padahal ia bohong, untuk sekedar membuat orang-orang tertawa, celakalah dia, kemudian celakalah dia." (Riwayat Imam Tiga dan sanadnya kuat)

Kalau kita mengikuti jejak langkah Rasulullah SAW, maka kita harus bisa memegang teguh sifat jujur ini dalam segala aktivitas kita. Sifat inilah yang membuat Muhammad SAW dijuluki dengan gelar al-Amin (dapat dipercaya).

Tidakkah kita ingin menjadi seperti beliau..?

Abu Hurairah berkata, "Ya Rasulullah, engkau bercanda dengan kami?" Beliau bersabda, "Sesungguhnya aku tak akan mengucapkan sesuatu kecuali itu benar" . (HR. At-Tirmidzy)

Berbohong Memiliki Ancaman yang Serius Lho

Dari Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Hendaklah kalian selalu melakukan kebenaran, karena kebenaran akan menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan itu menuntun ke surga. Jika seseorang selalu berbuat benar dan bersungguh dengan kebenaran, ia akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat benar. Jauhkanlah dirimu dari bohong, karena bohong akan menuntun kepada kedurhakaan, dan durhaka itu menuntun ke neraka. Jika seseorang selalu bohong dan bersungguh-sungguh dengan kebohongan, ia akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat pembohong." (Muttafaq Alaihi)

Dan bersikap jujur, juga memiliki ganjaran yang sangat bagus,

Aku akan memberikan jaminan sebuah rumah di pinggir surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan sekalipun ia benar, dan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta sekalipun ia bercanda, serta rumah di bagian atas surga bagi orang yang akhlaknya bagus. (HR. Abu Dawud)

Maka dari itu, marilah kita selalu mengusahakan berkata jujur dalam segala kondisi, dalam setiap waktu, baik dalam pembicaraaan yang serius maupun dalam perbincangan ringan.

Berbohong yang Diperbolehkan

Rasulullah Saw membolehkan dusta dalam tiga perkara, yaitu dalam peperangan, dalam rangka mendamaikan antara orang-orang yang bersengketa dan pembicaraan suami kepada isterinya. (HR. Ahmad)

Penjelasan: Bila dikhawatirkan ucapan suami yang benar dapat berakibat buruk, maka suami boleh berdusta kepada isteri untuk memelihara kerukunan.

Penutup

Saya paling tidak senang dengan orang yang suka bo'ong, meski untuk bercanda, apalagi untuk hal yang serius. Dan parahnya, beberapa orang menggampangkan berbohong "ringan" sebagai gurauan.

Kalau menurut saya, ngga ada yang namanya bohong ringan ataupun berat, keduanya sama saja.

Stay alert!

Semoga Allah memudahkan kita untuk menjadi seorang yang jujur, dan menjadikan kita mudah sadar/ngeh terhadap kebohongan-kebohongan yang dilakukan.

Cepat-cepat beristigfar dan semoga bisa terus istiqomah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Gambaran Akhirat

WarnaIslam.com Selasa, 03 Februari 2009 00:03

Semua yang ada di dunia ini adalah gambaran kehidupan akhirat. Semuanya diadakan oleh Allah عز و جل tidak sia-sia, selain merupakan nikmat, juga merupakan gambaran yang akan kita temui diakhirat nanti. Terik matahari yang kita rasakan disiang bolong adalah gambaran dimana kita akan merasakan teriknya disaat kita berada di padang mahsyar, matahari tepat dekat diatas kepala kita. Jika didunia keringat yang keluar dari tubuh kita tidak lebih dari besar jagung dan banyaknya tidak lebih dari segelas air. Kalau dipadang mahsyar ada yang tenggelam dengan keringatnya.

Sakit yang kita rasakan di dunia, ada jedahnya, ada masa sembuhnya, ada obat yang dicari sebagai penawar penyakit yang dirasa dan adapula yang menjenguk dan menghibur. Kalau diakhirat, jika kita termasuk orang yang merasakan sakit di sana, maka tidak ada jedah, tidak ada obat penawar, tidak ada orang yang menjenguk, tidak ada penghibur di sana. Hanya ada bentakan, hanya ada pedih bertambah pedih. Kulit yang membungkus tubuh kita akan menjadi masak oleh api yang bergejolak, dan berganti baru lagi, dan menjadi masak lagi dan begitu seterusnya.

Jika di dunia kita merasa terpuaskan dengan air yang diteguk setelah dahaga yang menerpa, dan kita merasa itulah nikmat yang yang besar waktu itu. Diakhirat, jika kita termasuk orang yang meminum dari telaga kautsar Muhammad Nabi akhir zaman maka kita tidak akan merasa dahaga setelah itu. Berbeda dengan air di dunia, pasti kita merasa dahaga setelah kita kecapean bekerja walaupun sebelumnya kita telah meminum air berkali kali.

Semua kita pasti telah melihat pohon kelapa hibrida, pohon yang biasanya bisa mencapai 60 meter(kira kira) bisa menjadi ukuran dua meter(kira kira juga), nah bayangkan pohon disurga yang buahnya mudah dijangkau oleh orang yang memetiknya, tak perlu manjat, tak perlu susah- susah cari tangga agar mudah menggapainya.

Jika ada obat yang ditawarkan atau terapi untuk memperlama dalam berhubungan sex maka kita tergerak ingin membelinya walau harus mengeluarkan kocek kita dengan tidak sedikit. Semanjur- manjur terapi tetap pasti akan berujung kelemahan, dan ketidak berdayaan, alias loyo. Atau jika memang bisa tetap kuat, tapi tidak menjamin kepuasan pasangan kita. Kenyataan di surga berbeda dengan didunia, di surga kita memiliki kekuatan seratus laki-laki, dan pasangan kitapun memiliki kekuatan yang serupa, makin lama berhubungan dengan pasangan disurga maka makin enak rasanya dan makin kuat kita dibuatnya. Dan pasangan kita juga menikmati alunan gaya kita. Tidak ada kata kata bosan. Dan terjamin selalu keperawanan pasangan di surga.

Masih banyak lagi kenyataan didunia yang kita lihat adalah merupakan gambaran kenikmatan atau kesukaran diakhirat kelak. Haruslah kita, dengan gambaran gambaran itu dapat mengambil pelajaran dan menjadi insaf hingga menjadi orang yang baik di dunia dan di akhirat. Dan tentunya apa yang kita dapati di dunia tidaklah sebanding dengan yang akan kita peroleh diakhirat. Sakit, terbakar, tertawa, pisang, susu, arak, wanita, keperawanan, dan lain lainnya, tidaklah sama hakekatnya antara yang ada di dunia dan di akhirat kelak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Saat Hati Berbisik

WarnaIslam.com Senin, 02 Februari 2009 20:28

Tiada yang lebih mulia selain perkataan baik, yang maksudnya baik, prosesnya baik dan hasilnya baik. Namun, jarang ada kesempurnaan seperti itu, yang ada adalah kita harus memilih, apakah menjadi baik, setengah baik atau justru tidak baik. Tentu barometernya adalah kebaikan universal.

Pernahkah anda sesekali merenungi apa yang sudah anda lakukan dan capai dalam hidup? jika belum, ini saat yang tepat untuk memulai itu dan melakukannya sesering anda bisa. Kenapa saya menganjurkan demikian, pertama itu sebagai bahan evaluasi, jangan-jangan apa yang sudah kita lakukan selama ini bukanlah hal yang sebenarnya kita inginkan dalam hidup. Kedua, jika memang itu sudah sesuai dengan keinginan kita, tentunya kita bisa jadikan sebagai senjata tambahan untuk terus maju dan terus meningkatkan kualitas hidup yang kita inginkan.

Saya mempercayai, bahwa dalam cerita setiap orang selalu ada titik yang bisa jadi itu menjadi langkah awal untuk maju atau bisa disebut "revolusi" dan dalam hidup saya pernah mengalaminya, hingga saat ini selama dua kali. saya cukup cerita yang pertama yaitu, ketika saya duduk di bangku sekolah kelas dua aliyah, waktu itu saya sejak kecil mempelajari pelajaran agama dan juga ilmu-ilmu pendukungnya seperti nahwu, sharaf dan lain-lain. Dan, meskipun saya waktu itu belajar di pesantren tetapi jujur, di kelas satu saya tidak mampu menggunakan semua yang saya pelajari. Anehnya, sewaktu saya naik ke kelas dua, semua kemampuan itu tiba-tiba menjadi muncul dan tanpa belajar tiba-tiba saya memahami semuanya dengan begitu jelas.

Saat Hati Berbisik

Pernahkah anda mendengar bisikan yang keluar dari hati anda? bisikan yang senantiasa mengawal hari-hari kita, yang menunjuki mana yang benar dan mana yang salah. Kenapa saya mempercayai hal ini, tentu sebagai seorang muslim saya mempercayai bahwa hati adalah cermin yang mampu memantulkan cahaya-cahaya kebaikan dan bila ada keburukan yang menghampiri maka ia akan terkotori dan bergetar memberikan tanda bahwa ada kotoran yang menempel. Karena itu pula, setiap orang yang masih memiliki hati yang bersih, setiap kali hendak melakukan dosa tentu akan bergetar dan merasa tidak nyaman. Itu adalah salah satu bekal penanda kebenaran yang diberikan tuhan kepada manusia.

Namun, ternyata bisikan hati tidak sesederhana itu. Seringkali ia juga dapat menjadi penentu keputusan kita dalam masalah-masalah besar yang kadang-kadang otak atau rasio tidak mampu memutuskan.

Dalam tulisan sebelumnya, saya menyatakan bahwa ada empat perangkat kebenaran yaitu instink, indera, akal dan terakhir wahyu. Nah, hati ini masuk di bagian wahyu, karena yang pertama kali memahami wahyu adalah hati kemudian dikuatkan oleh rasio dan indera, dan terkadang instink. Inti dari tulisan ini adalah, jangan pernah melenyapkan wahyu dari hidup anda, sebab, bagaimanapun kita masih membutuhkan wahyu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Pokoknya Haram !!!

WarnaIslam.com Selasa, 03 Februari 2009 08:51

Judul diatas setidaknya mengingatkan kita, ketika seorang anak dihardik orang tua karena dijilat atau digigit Anjing. "Anjing itu haram, kamu harus, membersihkan dengan tanah lalu bilas dengan air,"demikian bunyi hardik tersebut. Tapi anak tersebut justru balik bertanya, "kenapa dijilat anjing haram ? ucap anak penasaran.

Lalu dengan tenangnya bapak menjawab, karena anjing termasuk hewan buas yang memiliki kuku yang tajam dan air liurnya itu banyak mengidap virus penyakit menular. Namun belum puas dengan jawaban, si anak bertanya kembali, ”kenapa harus dibersihkan tanah segala pak ?,”ucapnya lugu

Bapak menjawab kembali, ”Jika kita gosok dan bersihkan dengan tanah Insya Allah, air liurnya akan hilang tapi jangan lupa bilas dengan air dan sabun yang bersih,”ucapnya perlahan. Si anak semakin penasaran, kenapa pake air bersih.? Kucing juga ya pak ? Haram itu apa ? Kenapa haram ?. Semula bapak tersebut tenang. Tapi semakin lama Ia merasa kesal juga, lalu dengan singkat ia menjawab,.”Pokoknya Anjing itu haram,”pungkasnya. Dan anak tersebut tersudut dan diam membisu.

Gambaran cerita diatas mengingatkan kita pada fatwa MUI tentang haram golput dan rokok yang bernilai kontroversi di banyak kalangan. Seingat kita istilah haram itu adalah ketika dijalankan mendapatkan dosa ketika ditinggalkan mendapat pahala. Haram golput misalnya, jika itu untuk kemaslahatan umat dan dipergunakan untuk mencari sosok pemimpin yang terbaik diantara yang baik. Pastinya semua masyarakat akan tenang dan bahagia. Tapi jika.... ???!!!

Namun yang miris ketika MUI meluncurkan fatwa haram merokok. Nah yang ini yang menurutnya saya sangat menarik. Banyak peneliti kerap mengatakan bahan rokok itu terdapat racun yang mematikan. Para peneliti juga menyinggung prosentase kematian disebabkan rokok lebih tinggi dibandingkan karena perang dan kecelakaan lalulintas. Sedangkan para ulama mengatakan merokok banyak mudarat daripada untungnya.

Dalam Alguran dikatakan, “Dihalalkan atas mereka apa-apa yang baik, dan diharamkan atas mereka apa-apa yang buruk (kotoran).” (al-A’raf: 157).

Nah, disini kita percaya jika merokok itu sangat diharamkan bukan makruh. Namun kenapa fatwa MUI yang jelas-jelas mengatakan haram, tapi anehnya dibatasi oleh segmen tertentu (tidak boleh untuk wanita hamil, anak-anak, ditempat umum). Ini yang aneh, sudah jelas-jelas haram kok dikreteriakan. Bukankah istilah haram itu adalah haram. Jadi jika merujuk pada sekedar fatwa sama saja dengan cerita diatas, yaitu seorang anak yang menanyakan tentang haramnya ketika digigit anjing.

Semoga MUI bukan mengambil bagian dari sebuah pesan singkat partai atau tokoh tertentu. MUI adalah sekumpulan berbagai ulama (orang Soleh) yang selalu memberikan terbaik bagai kemaslahatan umat. Wahualam Bishawab,.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Mati Syahid di Atas Tempat Tidur

WarnaIslam.com Ahad, 25 Januari 2009 13:30

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : "مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الشَّهَادَةَ صَادِقًا بَلَّغَهُ اللَّهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ".

Rasulullah SAW bersabda : "Barang siapa yang berdoa kepada Allah dengan benar untuk mendapatkan mati syahid, maka Allah akan menyampaikannya kedudukan para syuhada walau pun dia mati di atas tempat tidur". (H.R. Muslim)

Kata syahadah dalam Bahasa Arab memiliki banyak makna, diantara maknanya adalah mati syahid di jalan Allah, dan inilah yang dimaksud dari hadits di atas.

Dalam hadits ini dijelaskan bahwa apabila kita memohon kepada Allah SWT agar diberikan kemuliaan berupa mati syahid, maka kita akan diberikan pahala seperti orang yang mati syahid walaupun pada akhirnya kita tidak mati di medan tempur melainkan mati di atas tempat tidur. Seperti halnya Khalid bin Walid RA sahabat yang terkenal gagah berani dan dalam hampir setiap pertempuran yang dia alami dan dia pimpin baik sebelum dia masuk Islam atau pun setelah masuk Islam kemenangan selalu diraihnya. Namun di akhir hayatnya Khalid menderita sakit lalu meninggal di atas tempat tidurnya.

Dalam hadits ini juga terdapat anjuran untuk selalu berazam atau berniat melakukan kebaikan diantaranya adalah memohon kepada Allah agar kita bisa mati di jalan Allah SWT, mati dalam peperangan membela agama-Nya. Berarti jalan menuju mati syahid di jalan Allah SWT adalah berjihad di jalan-Nya agar kalimat-Nya menjadi yang paling tinggi dan agama hanya untuk Allah SWT semata, serta mengeluarkan manusia dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam yang terang benderang, menyebarkan agama Islam, menegakkan keadilan, menolak kazaliman dan kerusakan, menjaga kaum muslimin serta menghancurkan musuh dan menolak segala tipu daya mereka.

Pernahkah terlintas dalam benak kita untuk bisa berperang, berjihad dalam arti mengangkat senjata dalam rangka mempertahankan akidah, memelihara agama yang mulia ini serta meninggikan kalimat Allah SWT, meninggikan kalimat tauhid, tidak ada ilah selain Allah SWT.?

Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda :

مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ وَلَمْ يُحَدِّثْ بِهِ نَفْسَهُ مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ نِفَاقٍ

“Barang siapa yang mati dan belum berperang dan tidak terlintas dalam dirinya untuk berperang, maka dia mati dalam prilaku orang munafik”.(H.R. Muslim)

Adakah dalam diri kita niat atau keinginan untuk mendapatkan mati syahid di jalan-Nya?, atau jiwa kita ini takut akan kematian dan lebih suka kepada dunia dengan segala kegemerlapannya? Sehingga tidak terbersit sedikitpun untuk memiliki cita-cita berjihad dan kemudian akan mendapatkan mati syahid (syahadah).

Orang-Orang kafir, terutama kaum Yahudi dalam memerangi kaum Muslimin dengan potensi dan persenjataan sangat canggih dan paling mutakhir serta jumlah personilnya yang sangat banyak namun mereka tidak akan mampu menghadapi ketegaran dan semangat membaja kaum Muslimin yang mempertahankan akidahnya. Kaum Muslimin, ketika berjihad mereka mencari mati, mencari syahadah (mati syahid), sehingga mereka pun menjadi tidak takut mati.

Membekali Para Mujahidin

Sebenarnya bagi orang yang belum mampu atau belum memiliki kesempatan untuk berangkat ke medan jihad, maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang berjihad, yaitu dengan membekali atau membantu orang yang sedang berperang di jalan Allah SWT atau biasa disebut Mujahidin adalah termasuk ikut berjihad.

Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang membekali seorang yang berperang di jalan Allah maka sungguh ia telah ikut berperang…”. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Saat ini ada beberapa bumi jihad yang masih terus berlangsung antara para Mujahidin melawan para teroris dan para penjajah serta para agresor. Di palestina misalnya, khususnya di Jalur Gaza. Setelah dibombardir selama 22 hari mereka membutuhkan banyak bantuan mulai dari makanan, pakaian sampai pada berbagai macam persenjataan untuk melindungi bumi palestina yang sampai saat ini masih di jajah dan diduduki oleh zionisl Israel. Bahkan selama ini banyak upaya makar yang dilakukan orang-orang kafir dan para sekutunya dalam menghentikan pasokan senjata agar kaum Muslimin menjadi lemah dan tidak dapat melakukan perlawanan.

Derajat dan Kedudukan Para Mujahidin di Surga

Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah SAW bersabda: " … sesungguhnya di dalam surga terdapat seratus tingkat yang disediakan bagi orang-orang yang berjihad di jalan Allah, jarak antara tingkat yang satu dengan yang lain sama seperti jarak antara langit dan bumi, jikalau kalian meminta surga maka mintalah surga firdaus karena dia marupakan surga yang berada paling utama dan yang paling tinggi, di atasnya terdapat 'arsy Allah dan darinya mengalir sungai-sungai surga" (H.R. Bukhari).

Keutamaan Mati Syahid di Jalan Allah :

Anas RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda : "Tiada seorangpun yang telah masuk surga lalu ingin kembali ke dunia untuk memperoleh sesuatu yang ada di dalamnya kecuali orang yang mati syahid (syuhada). Dia berharap untuk kembali ke dunia sehingga terbunuh kembali (sebagai syahid) sebanyak sepuluh kali, karena apa yang didapatkannya dari kemuliaan (bagi para syuhada)." (H.R Bukhari dan Muslim)

para syuhada diberikan enam kemuliaan sebagaimana sabda Rasulullah SAW : "Sesungguhnya para syuhada mendapatkan enam kemuliaan di sisi Allah : Allah akan mengampuninya pada waktu darahnya keluar pertama kali dari tubuhnya, diperlihatkan untuknya tempat duduknya di surga, diberi hiasan dengan perhiasan iman, dinikahkan dengan tujupuluh dua orang bidadari dari surga, diselamatkan dari siksa kubur, mendapatkan keamanan dari ketakutan yang sangat besar (kegoncangan di padang mahsyar), dipakaikan baginya mahkota kerendahan hati yang sebutir mutiaranya lebih baik dari dunia seisinya, dan diperbolehkan baginya untuk memberikan syafaat bagi tujuhpuluh orang kerabatnya." (HR. Tirmidzi)

Orang Yang Tergolong Mati Syahid di Jalan Allah

Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Orang yang teramasuk mati syahid terbagi dalam lima golongan, yaitu Orang yang meninggal terkena wabah penyakit tha'un, orang yang mati karena sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa benda berat, dan orang yang mati karena perang di jalan Allah." (H.R Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits lain disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Orang yang teramasuk mati syahid selain yang terbunuh di jalan Allah ada tujuh: Orang yang meninggal terkena wabah penyakit tha'un termasuk syahid, orang yang mati karena sakit perut termasuk syahid, orang yang mati tenggelam termasuk syahid, orang yang mati karena tertimpa benda berat termasuk syahid, orang yang mati karena luka (pada bagian dalam tubuh) di daerah sekitar pinggang termasuk syahid, orang yang mati terbakar termasuk syahid, dan wanita yang meninggal karena melahirkan termasuk syahid." (HR. Abu Dawud dan Nasa'i)

Sa'id bin Zaid RA berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang terbunuh karena membela hartanya maka dia syahid, siapa yang terbunuh karena membela agamanya termasuk syahid, siapa yang mati terbunuh karena membela dirinya termasuk syahid, orang yang terbunuh membela keluarganya termasuk syahid." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Namun mati syahid yang paling tinggi kedudukannya adalah mereka yang terbunuh di jalan Allah. Sabagaimana firman Allah (Q.S. Ali Imran/3 :168-170)

Dalam ayat ini jelas sekali bahwa yang dimaksud dengan syahadah (mati syahid) adalah meraka yang telah berperang di jalan Allah SWT, yaitu untuk menegakkan agama-Nya. Dia berperang bukan untuk mendapatkan harta rapasan perang (ghanimah) atau untuk kepentingan diri dan kelompoknya. Dia berperang hanya untuk meninggikan kalimat Allah SWT.

Seseorang pernah mendatangi Rasulullah SAW lalu dia berkata : “Seorang laki-laki berperang untuk mendapatkan harta rampasan perang (ghanimah), yang lainnya berperang agar terkenal dan yang satunya lagi berperang agar dikatakan sebagai pemberani, siapakah diantara mereka yang berperang di jalan Allah?”. Maka Rasulullah SAW menjawab : “Barang siapa yang berperang agar kalimat Allah menjadi paling tinggi maka dialah yang telah berperang di jalan Allah”.(H.R. Bukhari)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata : “Apabila kamu berperang demi mempertahankan negerimu karena dia adalah negeri Islam dan kamu ingin melindunginya lantaran dia negeri Islam, maka inilah yang debut dengan perang di jalan Allah. Karena kamu berperang agar kalimat Allah menjadi tinggi lagi mulia”.

Pernahkanh kita melantunkan kalimat Al-mautu fi sabilillah asma amanina, mati di jalan Allah adalah cita-cita kami tertinggi?.

Al-Imam Al-Syahid Hasan Al-Banna, pendiri Jamaah Al-Ikhwan Al-Muslimun (IM) di Mesir dalam Majmu’ah Al-Rasail menyebutkan dalam pembahasan doa-doa ma’tsurat, sebelum menutup doanya mengajarkan kepada para anggotanya agar membaca doa rabithah yang diantara isinya dalah permohonan kepada Allah SWT agar bisa mati di jalan Allah. Sehingga banyak para aktifis dakwah membaca doa rabithah ini setelah membaca dzikir dan doa ma’tsurat yang Al-Syahid susun.

Semoga kita diberikan kemuliaan mendapatkan syahadah (mati syahid), dan semoga saudara-saudara kaum Muslimin kita khususnya di Jalur Gaza yang menjadi korban kebiadaban tentara teroris Israel dicatat oleh Allah SWT sebagai para syuhada. Amien ya Rabbal ‘alamien

Wallahu a’lam bishshsawab

(Tulisan ini juga bisa dibaca di www.taufikhamim.com)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Ketika Yahudi Bersembunyi di Balik Batu dan Pohon

WarnaIslam.com
Jumat, 02 Januari 2009 06:25

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : "لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُوْنَ الْيَهُوْدَ فَيَقْتُلُهُمُ الْمُسْلِمُوْنَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِىُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوِ الشَّجَرُ : "يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللهِ هَذَا يَهُودِىٌّ خَلْفِيْ فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ"، إِلاَّ الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ".

Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Hari Kiamat tidak akan terjadi sehingga kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi lalu kaum Muslimin membunuh mereka. Sehingga orang yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Maka batu atau pun pohon itu berkata : “Wahai Muslim, Wahai Hamba Allah.. ini ada seorang Yahudi bersembunyi di belakangku, kemarilah bunuhlah dia!. Kecuali pohon gharqad, karena pohon tersebut diantara pohon-pohon (yang ditanam) orang-orang Yahudi”. (H.R. Muslim)

Saat menulis artikel ini, penulis tak dapat menahan air mata yang terus mengalir membasahi pipi setelah sebelumnya menyaksikan – walau pun tidak secara langsung – saudara-saudara kita kaum Muslimin di Gaza, Palestina yang telah dibantai oleh para penjahat perang, penjajah zionis Yahudi, Israel - laknat Allah SWT senantiasa untuk mereka-.

Hadits yang kita sebutkan di atas adalah hadits shahih yang telah diriwayatkan oleh Imam Muslim. Namun bukan berarti membuat kita untuk berpangku tangan, duduk sambil menunggu saatnya pohon dan batu memberikan kabar kepada Kaum Muslimin yang sedang berjihad di Palestina, bumi jihad yang sampai saat ini menjadi pemandangan yang mengerikan dan menyedihkan : "wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini yahudi dibelakangku, bunuhlah dia!".

Seharusnya orang-orang yahudi sekarang mengingat-ingat lagi masa lalunya, dimana semua agama dan bangsa dunia ini menolak keberadaan mereka. Mereka seharusnya mengingat baik-baik bahwa hanya Islam agama yang dapat menerima dan melindungi hak-hak mereka. Karena dalam Islam agama Yahudi adalah salah satu agama samawi yang dalam Al-Quran disebut sebagai Ahlul Kitab, yaitu Yahudi dan Nasrani. Namun kenapa sampai detik ini mereka terus membantai kaum Muslimin. Bagaimana mereka membantai pemeluk agama yang pernah melindungi dan memberikan tempat yang aman kepada mereka?.

Perjuangan Akidah

Genderang perang telah ditabuhkan oleh orang-orang Yahudi sejak mereka merampas bumi Palestina dan mengusir penduduknya dari rumah dan tempat mereka. Mereka, orang-orang Yahudi telah menodai kehormatan kaum Muslimin dan kehormatan Al-Masjid Al-Aqsha.

Kita sebagai umat Rasulullah SAW harus meyakini bahwa peperangan yang telah diisyaratkan dalam hadits di atas tidak akan pernah diragukan lagi. Sebelum kiamat terjadi kaum Muslimin akan menguasai dan mengalahkan mereka. Dalam pertempuran inilah nanti kaum Muslimin akan memerangi orang-orang Yahudi dan membunuh mereka.

Namun yang harus kita fahami bahwa peperangan yang akan terjadi antara kaum Muslimin dan orang-orang Yahudi bukanlah peperangan antara Negara yahudi dengan Negara arab atau karena dilatarbelakangi oleh nasionalisme masing-masing penduduk kedua Negara tersebut, melaikan peperangan akidah.

Orang-Orang Yahudi itu pun memerangi kaum Muslimin dengan potensi dan kekuatan apa saja yang mereka miliki, mereka memiliki persenjataan sangat canggih yang tidak dimiliki oleh Negara lain. Namu mereka tidak akan mampu menghadapi ketegaran dan semangat membaja kaum Muslimin yang mempertahankan akidahnya. Kaum Muslimin, ketika berjihad mereka mencari mati, mencari syahadah (mati syahid), sehingga mereka pun menjadi tidak takut mati.

Sebaliknya dengan orang-orang kafir semisal yahudi, zionis Israel – laknat Allah atas mereka - mereka berperang untuk mendapatkan penghidupan dan kehidupan. Maka mereka pun takut akan kematian.

Batu dan Pohon Kelak Akan Menyeru

Dengan mengikuti perkembangan yang terjadi di Gaza. Palestina, dan melihat ulah para Zionis-Yahudi yang dengan bangganya mereka membantai saudara-saudara kita kaum Muslimin di sana, terasa makin dekat saja janji Allah SWT melalui lisan Rasulullah SAW bahwa : “Kiamat tidak akan terjadi sebelum kaum Muslimin memerangi orang-orang Yahudi lalu kaum Muslimin membunuh mereka. Sehingga orang yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Maka batu atau pun pohon itu berkata : “Wahai Muslim, Wahai Hamba Allah.. ini ada seorang Yahudi bersembunyi di belakangku, kemarilah bunuhlah dia!. Kecuali pohon gharqad, karena pohon tersebut diantara pohon-pohon (yang ditanam) orang-orang Yahudi”.

Hadits ini memberikan kabar gembira kepada kaum Muslimin akan datangnya kemenangan yang akan diperoleh oleh Umat Islam saat kaum Muslimin memerangi orang-orang Yahudi. Allah SWT memberikan bantuan kepada kaum Muslimin, dengan takdir-Nya pohon dan batu nanti akan menyeru, berbicara memberikan kabar bahwa ada orang yahudi yang bersembunyi di balik batu dan pohon tersebut dengan seruan : “Wahai Muslim…wahai Hamba Allah.. ini ada seorang Yahudi bersembunyi di belakangku, kemarilah bunuhlah dia!.

Dalam hadits ini batu dan pohon menyeru dengan seruan “Wahai Muslim..wahai hamba Allah, bukan “wahai orang Arab…wahai orang Palestina, wahai orang Siria..wahai orang Yordan…wahai orang irak dan lain sebaginya. Kalau kaum muslimin berperang melawan orang-orang Yahudi di bawah panji-panji penghambaan hanya kepada Allah, di bawah panji-panji Islam maka sebenarnya kaum Muslimin sendang menantikan suatu kemenangan besar, dan juga kita berharap agar apa saja yang kita miliki bisa digunakan sebagai senjata mematikan untuk menghadapi zionis Israel biadab.

Maafkan kami, kami belum mampu berbuat banyak untuk membantu kalian di bumi jihad yang bersimbah kasturi surga yang segar nan wangi semerbak…semoga Allah SWT memaafkan kami dan menerima syahadah (mati syahid) kalian….

Ya Allah…tolonglah saudara-saudara kami, hamba-hambamu di Palestina dan negeri-negeri Islam lainya yang sedang teraniaya, berikan mereka ketabahan dan kemenangan. Hancurkan musuh-musuh mereka dengan sehancur-hancurnya

Ya Allah ya Tuhan kami, Muliakanlah Islam dan Kaum Muslimin, Hancurkan dan hinakan orang-orang Yahudi, kafir dan musyrik, musuh-Mu dan musuh agama-Mu…

Ya Allah perbaiki dan rukunkanlah semua Pemimpin Umat Islam dan Kaum Muslimin, khususnya para pemimpin Arab yang masih terjebak dalam skenario jahat orang-orang kafir, tinggikanlah kalimat-Mu sampai hari kiamat…Amien Ya Rabbal Mustadh’afien wa ya Mujibassa’ilien

Hasbunallahu wa ni’mal Wakil ni’mal Maula wa ni’man Nashir
(Tulisan ini juga bisa dibaca di www.taufikhamim.com)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Memohon Kepada Allah Agar Mati Syahid

Eramuslim.com Sabtu, 24/01/2009 19:05 WIB

Islam merupakan ajaran yang tidak saja mengatur urusan kehidupan manusia di dalam kehidupannya di dunia. Islam mengatur kehidupan seseorang hingga persiapannya menuju alam berikutnya, yaitu Akhirat. Bahkan Islam menganjurkan setiap Muslim agar mengupayakan bentuk kematian yang paling mulia, yaitu mati syahid. Mati syahid secara umum berarti mati dalam perjuangan menegakkan agama Allah sebagai akibat pembunuhan oleh fihak musuh, yaitu kaum kuffar di medan perang.

Namun selain itu, Nabi shollallahu ’alaih wa sallam juga menyebutkan beberapa bentuk kematian yang bisa mengantarkan seseorang kepada derajat mati sebagai syuhada. Misalnya orang yang meninggal karena tenggelam atau saat sedang mempertahankan hartanya yang dirampas para perampok atau mati karena terkena wabah atau seorang wanita yang sedang berjuang melahirkan bayinya.

Di antara kisah menarik soal mati syahid ialah pengalaman Umar bin Khattab radhiyallahu ’anhu. Ketika Khalifah Umar radhiyallahu ’anhu sedang wukuf di Arafah ia membaca doa sebagai berikut:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِي سَبِيلِكَ وَوَفَاةً بِبَلَدِ رَسُولِكَ

“Ya Allah aku mohon mati syahid di jalanMu dan wafat di negeri RasulMu (Madinah)” (HR Malik 878)

Sepulangnya beliau dari menunaikan ibadah Haji beliau menceritakan soal doanya kepada salah seorang sahabat di Madinah. Maka sahabat tersebut berkomentar: “Wahai Khalifah, jika engkau berharap mati syahid maka tidak mungkin di sini. Pergilah keluar untuk berjihad, niscaya engkau bakal menemuinya.”

Dengan ringan Umar radhiyallahu ’anhu menjawab: ”Aku telah mengajukannya kepada Allah. Terserah Allah.”

Keesokan paginya, saat Umar radhiyallahu ’anhu mengimami sholat Subuh di masjid, tiba-tiba dalam kegelapan waktu pagi itu seorang pengkhianat Majusi bernama Abu Lu’lu’ah menghunuskan kerisnya ke tubuh mulia sang Khalifah yang menyebabkan beliau mendapat tiga tusukan dalam dan tubuhnyapun rubuh di samping mihrab. Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ’anhu segera menggantikan posisi Imam sholat melanjutkan hingga selesai sambil menangis sesunggukan mengkhawatirkan nasib Umar radhiyallahu ’anhu.

Maka tidak lama sesudah itu Umarpun menghembuskan nafas terakhir. Beliau syahid di jalan Allah. Beliau wafat dalam keadaan sedang memimpin sholat kaum Muslimin. Subhanallah...!!!

Berdasarkan riwayat ini, kita dapat menyimpulkan bahwa mengharapkan mati syahid di jalan Allah merupakan suatu perbuatan yang dianjurkan dalam Islam. Bahkan ia merupakan kejadian yang dinanti-nantikan sehingga dituangkan dalam bentuk doa oleh para pendahulu kita.

Asy-Syahid Abdul Aziz Ar-Rantisi, misalnya. Ia merupakan salah seorang pemimpin Hamas di Gaza, Palestina. Hanya beberapa waktu sebelum beliau wafat dalam sebuah wawancara beliau berkata: ”Setiap orang pasti menemui kematian. Kematian bisa datang dalam aneka bentuk. Andai aku boleh memilih, aku berharap mati syahid di jalan Allah dalam bentuk dirudal oleh helikopter Apache pasukan Yahudi Zionis Israel.” Beberapa waktu kemudian beliau benar-benar dirudal pasukan Zionis oleh helikopter Apache sebagaimana yang ia sendiri cita-citakan. Abdul Aziz Rantisi menemui mati syahid di jalan Allah. Subhanallah..!!

Saudaraku, marilah kita tanamkan dalam diri kerinduan untuk mati syahid di jalan Allah. Sebab itu merupakan bentuk kematian yang paling mulia. Marilah kita awali dengan membiasakan diri sering-sering berdoa kepada Allah untuk meraih mati syahid di jalanNya. Setiap orang pasti mengalami kematian. Marilah kita memohon kepada Allah agar ruh kita dijemput burung-burung surga dalam bentuk terbaik yaitu mati syahid di jalan Allah.

Memang kita hidup di negeri dimana perang tidak sedang berkecamuk. Sementara itu, kemungkinannya sangat tipis untuk bisa bergabung dengan Mujahidin di Afghanistan, Irak atau Palestina misalnya. Maka menghadapi keadaan seperti ini kita harus optimis bahwa rezeki mati syahid tetap terbuka. Sebab Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:

مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ اللَّهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ

“Barangsiapa memohon dengan jujur kepada Allah agar mati syahid, maka Allah akan sampaikan ia kepada kedudukan para syuhada walaupun ia mati di atas ranjangnya.” (HR Muslim 3532)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS