Pelajaran Erdogan Mensikapi Zionis-Israel

Eramuslim.com
Selasa, 03/02/2009 09:45 WIB

AKP (Adalet ve Kalkinma Partisi) menempuh jalan demokrasi, dan ikut pemilu tahun 2007, dan memperoleh suara 46.6% atau 341 kursi. AKP berhasil melampui threshold, yang menurut undang-undang Turki batasnya 10%. Selama pemerintahan AKP telah berhasil membawa Turki kepada kemakmuran. Menurut majalah The Economis, pemerintah di bawah Recep Tayyip Erdogan, berhasil menciptakan kemakmuran ekonomi, dan Turki yang sebelumnya mengalami hyper inflasi, kini inflasi hanya 8.8%. Negeri yang pernah menjadi pusat kekhilafahan Islam itu juga cukup stabil dan aman.

Turki menjadi anggota kerjasama pertahanan dengan negara-negara Barat, yang tergabung dalam Nato, kini Perdana Menteri Erdogan ingin membawa Turki menjadi anggota Uni Eropa. Nampaknya, Erdogan akan berhasil membawa Turki ke dalam persekutuan Uni Eropa, karena hampir seluruh persyaratan yang diinginkan oleh Komisi Uni Eropa telah dipenuhi, terutama bidang ekonomi dan hak asasi manusia.

Pemerintahan AKP dibawah Perdana Menteri Erdogan, berusaha memperjuangkan agar dibolehkan wanita muslimah Turki menggunakan jilbab, khususnya bagi para pegawai negeri dan mahasiswa. Tapi, pengadilan Tertinggi Turki, tetap melarang karena dianggap bertentangan dengan prinsip sekulerisme. Tapi, pemerintah AKP yang berkuasa, melarang alkohol atau minuman keras. Dan, larangan itu sudah pernah diberlakukan di Istambul, ketika Erdogan menjadi walikota Istambul.

Dan, Erdogan telah menjadi pusat perhatian seluruh pemimpin dunia, ketika berlangsung pertemuan ekonomi dunia di Davos, yang dihadhiri para pemimpin dunia, termasuk Presiden Israel Simon Peres, dan tanpa di duga Perdana Menteri Turki, Recep Tayyib Erdogan, berkata : “Kalian membunuhi orang-orang Palestina”, tegas Erdogan. Pernyataan pemimpin Turki itu, kesal karena mendengarkan pidato panjang lebar Presiden Israel, Simon Peres, selama 25 menit, yang membela diri atas agresi militer Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza.

Kemudian, Erdogan menyatakan : “Bagi saya pertemuan pertemuan Davos sudah selesai. Saya tidak diizinkan bicara disini. Perdana kalian Ehud Olmert menyatakan , senang memasuki Palestina dengan tank, peluru dan roket, dan membunuh warganya”, tambah Erdogan.

Perdana Turki itu, lalu meninggalkan pertemuan di Davos,dan tidak kembali lagi, dan langsung pulang ke Turki. Sampai di Turki disambut ribuan rakyatnya dibandara Istambil seperti pahlawan.

Dan, pertemuan Davos itu merupakan ajang para pemimpin dunia untuk membahas isu-isu ekonomi global. Moderator pertemuan di Davos, juga seorang Yahudi, David R.Ignatius, wartawan senior The Washington Post, memang tidak memberi kesempatan kepada Erdogan.

Erdogan, sekalipun menjadi sekutu Uni Eropa dan Amerika, serta membuka hubungan diplomatik dengan Israel, tapi pemimpin Partai AKP tetap dapat menunjukkan sikapnya yang tegas terhadap Israel.Ketika Amerika akan menyerang Iraq, Erdogan menolak untuk Turki menjadi pangkalan militer Amerika menyerang Iraq. Bahkan, masalah Palestina telah menjadi perhatian seluruh rakyat Turki, dan bukan hanya Partai AKP. Sekolah-sekolah, anak-anak diberi amplop dan harus dikembalikan dengan sumbangan bagi Palestina. Sekjen Liga Arab, Amr Mousa, menyatakan salut terhadap Erdogan,yang berani mengkritik Presiden Israel Simon Peres, dan mundur dari Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. "Saya pikir tak ada satupun orang Arab yang berani melakukan tindakan seperti Erdogan", ujar Amr Mousa.

Bandingkan dengan para pemimpin negara-negara Islam lainnya, sikap terhadap Israel dan Barat, dan pembelaannya terhadap Palestina.
****
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Pelajaran Erdogan Mensikapi Zionis-Israel"

Posting Komentar